Prinsip - Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa - GURU SEJATI

Breaking

Blog untuk bertukar pengalaman dalam meningkatkan profesional pendidik.

BANNER 728X90

Minggu, 10 Juni 2012

Prinsip - Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa


Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa

Semakin banyaknya orang dewasa matang dalam menentukan langkah karir dan kembali masuk lingkungan pendidikan, pendidik harus memiliki pemahaman yang baik tentang siapa mereka dan apa yang ingin mereka capai.

Untuk membantu kita lebih bersiap-siap untuk pelajar yang spesial ini, mari kita lihat bagaimana pelajar-pelajar ini dibanding pelajar muda.  Model Menjadi Fasilitator yang Baik yang diterbitkan oleh DBE – 2 Propinsi Jawa Tengah menjelaskan tentang perbedaan gaya belajar anatar pelajar muda dengan pelajar dewasa sebagai berikut :

1.    Pelajar muda cenderung tergantung pada orang lain untuk dukungan material dan psikologis serta manajemen hidup. Dengan kata lain, mereka diarahkan oleh orang lain, sedangkan pelajar dewasa mengarahkan diri sendiri. Pelajar dewasa menggantungkan diri sendiri untuk mengelola hidup mereka..
2.    Anak-anak umumnya belajar apa yang disuruh untuk dipelajari dan menganggap itu penting karena orang dewasa telah mengatakan seperti itu. Namun, orang dewasa belajar paling baik ketika mereka melihat potensi hasil yang bernilai bagi mereka pribadi.
3.    Pelajar muda belum banyak berpengalaman dalam hidup, tapi mereka belajar dengan cepat. Di sisi lain, pelajar dewasa telah berpengalaman dan cenderung belajar lebih lambat, walaupun mereka belajar baik. Karena pengalaman terbatas pelajar muda, mereka cenderung terbuka akan ide-ide baru dan akan langsung saja menerima. Namun, orang dewasa mempunyai opini sendiri dan mungkin menolak informasi baru jika tidak “sesuai” dengan pengalaman hidup mereka.
4.    Remaja belajar karena mereka diberitahukan akan bermanfaat bagi masa depan mereka, tapi orang dewasa umumnya berharap pembelajaran langsung bisa diterapkan dalam kehidupan mereka.
5.    Motivasi eksternal, seperti nilai bagus dan pujian dari orangtua dan guru, mempengaruhi pelajar muda sedangkan orang dewasa lebih termotivasi secara mendalam atau instrinsik. Merasa berprestasi, merasa diri bangga dan penghargaan diri lebih penting untuk pelajar dewasa.
Dalam modul tersebut juga diidentifikasi perbedaan-perbedaan tersebut, juga relevan melihat faktor – faktor spesifik untuk diterapkan pada pelajar dewasa dan bagaimana pendidik dapat membantu mengakomodasi kebutuhan mereka di kelas.

1.      Motivasi
Pada umumnya pembelajaran orang dewasa itu sukarela bukan paksaan; suatu pilihan Maka beralasan jika orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar. Sebagai pendidik, daripada memfokuskan pada motivasi pelajar, kita mungkin ingin mempertimbangkan untuk meluangkan lebih banyak waktu untuk memfasilitasi belajar dengan cara yang efisien dan menarik, karena pelajar dewasa telah termotivasi untuk memperolehnya.
2.    Kontrol
Orang dewasa memiliki keinginan dalam diri untuk memperoleh kemahiran atau kontrol atas hidup mereka sendiri. Mereka perlu mengarahkan diri sendiri dan mengemban tanggung jawab untuk diri sendiri. Mereka cenderung sangat merasa tersinggung jika tidak dapat membuat pilihan. Mereka ingin mengemban peran aktif, daripada peran pasif dalam pendidikan mereka. Sebagai pendidik, kita harus mencari cara untuk melibatkan mereka dalam perencanaan pengalaman pendidikan mereka. Kita perlu memberikan pilihan pada mereka dalam tugas-tugas dan projek-projek yang akan menawarkan beragam cara untuk menunjukkan bahwa pembelajaran telah berhasil.

3.    Pengalaman
Pelajar dewasa telah mengalami berbagai jenis training, dari mulai di rumah kemudian, di sekolah dan mungkin kemudian di berbagai pekerjaan sebelum memilih karir pendidikan. Beberapa pengalaman itu ada yang positif dan tidak. Sadar atau tidak, pelajar dewasa cenderung menghubungkan pembelajaran baru mereka kepada apa yang telah mereka ketahui, apakah melalui pendidikan atau pengalaman hidup. Mereka mengevaluasi ide-ide baru karena mereka menghubungkan pada pengalaman di masa lalunya. Sebagai pendidik, kita perlu mengetahui pelajar kita dan pengalaman apa yang mereka bawa ke kelas. Kita perlu menggunakan penghubung konsep yang valid ketika mengenalkan materi baru setiap harinya.
4.    Keragaman
Pelajar dewasa sangat beragam dari satu sama lain dalam hal pengalaman dan usia. Keragaman yang mereka bawa ke kelas dapat sangat memperbaiki lingkungan belajar. Dengan menggunakan upaya kolaboratif dan diskusi kelompok atau projek, pelajar dewasa dapat mengambil manfaatnya dari pengalaman bersama. Dialog interaktif memfasilitasi solusi dan pilihan yang meningkat bagi refleksi pribadi yang sederhana. Sebagai pendidik, kita harus memberikan lebih banyak waktu agar pelajar dewasa membangun jejaring antar mereka untuk berbagi perspektif dan pengalaman. Selain itu, kita perlu mempersiapkan presentasi kita untuk memenuhi kebutuhan tiap gaya belajar di kelas.
5.    Usia
Kecepatan belajar cenderung berkurang dengan usia, tapi kedalaman belajar meningkat. Ketika makin lama bagi kita untuk belajar sejalan dengan semakin tuanya kita, tapi kita memahami apa yang kita pelajari lebih mendalam dan pada level yang lebih relevan. Faktor fisik lainnya harus dipertimbangkan juga. Pelajar dewasa mungkin mengalami hambatan belajar, seperti gangguan penglihatan atau pendengaran. Sebagai pendidik, kita dapat berkompensasi dengan memperhatikan lingkungan belajar fisik dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
6.    Tujuan
Orang dewasa mengikuti pendidikan karir dengan tujuan spesifik. Mereka ingin dapat mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari secepat mungkin. Mereka ingin informasi diberikan dengan cara terorganisir dengan baik dengan semua elemen kunci yang didefinisikan secara jelas. Sebagai pendidik, kita perlu memberikan lebih dari sekedar teori. Mereka ingin informasi yang dapat dipahami dan langsung dipraktekkan. Kita perlu mengklasifikasi dan menjelaskan maksud dan tujuan dari sejak awal pendidikan mereka.
7.    Relevansi
Orang dewasa harus dapat mengidentifikasi alasan untuk belajar sesuatu. Harus teraplikasi ke kehidupan pribadi atau profesional jika memang berharga. Sebagai pendidik, dalam menjelaskan tujuan program, kita harus pastikan bahwa teori dan konsep relevan dengan kebutuhan pelajar. Kita juga harus biarkan orang dewasa memilih projek dan kegiatan yang mencerminkan minat mereka.
8.    Kebiasaan
Pelajar dewasa mungkin datang ke kelas dengan pola prilaku yang berlawanan dengan apa yang akan dipresentasikan. Mereka mungkin tidak begitu fleksibel atau lebih sulit meyakinkan mereka dibanding pelajar muda. Mereka bahkan merasa terancam ketika dikatakan prilaku tersebut harus diubah.  Pendapat mereka tentang mata pelajaran tidak selalu produktif atau tepat, tapi seharusnya bisa diakui penting. Sebagai pendidik, kita harus memanfaatkan pengalaman dan prilaku pelajar terdahulu, dan jika mungkin, gunakanlah untuk memperbaiki prosedur atau teknik. Kita perlu menginformasikan pelajar dewasa bahwa ide-ide dan opini-opini mereka berharga dan dipertimbangkan.
9.    Perubahan
Ketika sebagian pelajar dewasa termotivasi dengan perubahan, yang lain cenderung menolaknya. Belajar biasanya melibatkan perubahan dalam sikap, tindakan dan prilaku dan itu bisa menyebabkan beberapa pelajar menjadi orang yang diduga memerlukan perubahan itu. Sebagai pendidik, kita perlu menjelaskan “mengapa” serta “bagaimana”. Kita perlu mengetahui perubahan kecil yang bertahap akan diterima daripada perubahan global sekaligus. Ini membuat pelajar dapat melihat bahwa perubahan itu bermanfaat, tapi tidak merugikan dan mereka menjadi lebih mau menerima perubahan di masa datang.
10. Hargai
Semua peserta didik berhak dihargai; pelajar dewasa mengharapkan dan menuntutnya. Sebagai pendidik, kita harus belajar untuk memperlakukan pelajar dewasa dengan setara dan memperkenankan mereka untuk menyuarakan pemikiran dan ide mereka dengan bebas di kelas. Kita harus mengetahui itu, walaupun mereka peserta didik, mereka juga rekan kita, bukan bawahan kita. Sikap lama guru yang “ini caraku, atau caraku terbaik” tidak lagi berhasil dan tidak dapat diterapkan di kelas, khususnya kepada orang dewasa.
11. Praktis
Orang dewasa itu praktis mereka akan memfokuskan pada aspek-aspek training yang paling berguna bagi mereka dalam pekerjaan mereka. Mereka mungkin tidak tertarik dengan pengetahuan itu sendiri. Sebagai pendidik, kita harus pastikan pelatihannya praktis dan berkaitan dengan pekerjaan peserta dan berguna secara langsung.
Pendidikan orang dewasa sangat substansial dan membawa potensi besar untuk berhasil. Namun, sukses tersebut memerlukan tanggung jawab yang lebih besar dari pendididik. Kita perlu menyadari sikap, pengalaman, kebiasaan, opini dan budaya pelajar. Kita perlu mengerti perspektif dan dapat membantu mereka menemukan betapa berguna perubahan prilaku dan tindakan itu bagi mereka. Kita perlu melibatkan mereka dalam proses belajar dan membantu mereka meraih ekspektasi mereka yang dijabarkan dengan tepat. Jika kita dapat menunjukkan kepada mereka bagaimana program kita bermanfaat bagi mereka secara praktis, mereka akan berkinerja lebih baik dan manfaatnya akan berlangsung lebih lama.
Dari uraian di atas penulis menyadari bahwa modul untuk belajar orang dewasa harus dibuat lebih praktis, aplikatif dan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh orang dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar