MEMBUAT PROGRAM MEMBACA DI KELAS - GURU SEJATI

Breaking

Blog untuk bertukar pengalaman dalam meningkatkan profesional pendidik.

BANNER 728X90

Minggu, 11 Februari 2018

MEMBUAT PROGRAM MEMBACA DI KELAS


 A. Minat Baca di Indonesia

Meskipun rendahnya minat baca, sering  diseminarkan, disikusikan bahkan ditulis di berbagai media masa, tetap saja topik ini sangat manarik dibahas. Usaha pemerintah dibantu Guru, Pustakawan, Penulis, Media masa dan Gerakan Cinta Buku, ternyata belum berhasil baik. Padahal jika dicermati penerbitan majalah dan koran, dalam sepuluh tahun terakhir jumlah nama/judulnya sangat meningkat tajam. Mestinya semakin banyak penerbitan Koran dan majalah, maka akan berimbas pada peningkatan minat baca terhadap buku. Sayangnya, peningkatan minat baca ini hanya terjadi pada masyarakat terhadap koran dan majalah saja.
Pertanyaannya bagaimana minat baca anak-anak kita apakah senang membaca, berapa buku yang bias dibaca setiap hari, bagaimana hasilnya ? tentu kita harus meneliti.

  1. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat minat baca
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan bisa menghambat masyarakat untuk mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca koran dan majalah, yaitu:
a.     Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
b.    Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku.
c.     Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat kita, karena internet merupakan sarana visual yang dapat disinonimkan dengan sumber informasi yang lebih abtudate,   tetapi hal ini disikapi lain karena yang dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
d.    Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall, supermarket dll.  
e.    Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu  yang sering mendongeng kepada putra-putrinya sebelum anaknya  tidur dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan melalui bacaan.
f.      Para ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk membaca sangat minim.
g.     Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga  jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan  kadang-kadang letaknya jauh.
             
             C.Apa Program Membaca di Kelas
Program membaca pertama kali dikenalkan DBE2 USAID dengan tujuan  menggalakkan budaya baca di kelas pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Sekolah menyadari bahwa dengan membagikan buku-buku bacaan ke tiap-tiap sekolah belum menjamin bisa meningkatkan minat baca siswa di sekolah. Oleh sebab itu diperlukan langkah nyata untuk mewujudkan budaya baca yang benar-benar bisa dilaksanakan.
Program ini juga bisa dirancang menjadi pelatihan yang ditujukan kepada para guru untuk mening­katkan kemampuan dan kebiasaan membaca siswa.
Program Membaca ini terdiri dari dua komponen utama: membekali kelas dengan buku dan materi baca (perpustakaan kelas), dan pelatihan pengembangan kompetensi untuk guru dalam menggunakan buku serta ma­teri baca di dalam pembelajaran. Buku yang digunakan adalah buku-buku yang dimiliki sekolah yang sudah dikelompokkan ke dalam kategori.
Agar mudah mengenali buku-buku tersebut dikelompokkan kedalam empat kategori bacaan: pengetahuan alam; sejarah, geografi dan budaya; pendidikan moral; serta legenda dan dongeng-dongeng binatang (fabel). Sebuah program untuk meningkatkan minat baca pada siswa Sekolah Dasar (kelas 1 – 3) melalui pengadaan bahan bacaan tambahan dan pengembangan profesional para guru untuk menciptakan kegiatan belajar aktif di kelas dengan menggunakan bahan- bahan bacaan tersebut.
           
         D. Bagaimana program ini akan berjalan?
1.    Program membaca  diawali dengan mengumpulkan semua buku yang dimiliki sekolah, baik buku baru maupun buku lama. Buku – buku tersebut ditata ulang diiventaris dan diklasifikasi berdasarkan kelompok sains, pengetahuan social, seni budaya, agama, moral/budi pekerti.
2.    Melibatkan siswa dalam mengelola buku sebagai bagian dari program baca.
3.    Membekali guru-guru dengan keterampilan untuk mengintegrasikan buku-buku bacaan kedalam kegiatan pembelajaran aktif melalui pengembangan professional.
4.    Melibatkan peran serta orang tua dalam kegiatan membaca sehingga diperoleh proses berkesinambungan di sekolah ataupun di rumah. Pendampingan pelaksanaan program membaca di dalam kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar