MENULIS BEST PRACTICE:
MENUJU
PROFESIONALISME DENGAN BERBAGI ILMU*
Oleh:
R. Ahmad Sarjita, S.Pd, M.MPd
A. Pendahuluan
Guru mempunyai posisi yang esensial dalam pembelajaran. Guru adalah salah satu komponen yang
memegang peranan dalam pembelajaran. Tanpa adanya guru, pembelajaran tidak
dapat berjalan dengan baik. Siswa terbantu dalam memahami materi dengan bantuan guru.
Namun demikian, guru-guru yang kreatif dan inovatif dalam mengajarlah yang
dapat memotivasi dan menjadi pematik bagi para siswanya.
Di Indonesia banyak dijumpai guru yang mempunyai kompetensi
bagus. Mereka mengajar dengan baik dan mempunyai kreativitas yang tinggi. Makin
lama menjadi guru, makin banyak pengalaman yang dimilikinya. Tumpukan
pengalaman itu menjadi acuan memperbaiki diri menjadi guru yang profesional. Guru
adalah sebuah profesi. Profesional mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan
berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berlandaskan
intelektualitas (Yamin, 2007:3). Artinya, dengan semua itu dikumpulkan guru dalam
pengalamannya mengajar.
Pengalaman guru yang baik dan menarik dapat menjadi
pembelajaran bagi banyak orang ketika pengalaman tersebut dibagikan pada yang
lain. Salah satu caranya adalah dengan menuliskan pengalaman tersebut pada
banyak orang dalam bentuk tulisan best
practice. Tulisan tersebut akan menjadi sumber inspirasi bagi guru yang
lain. Orang lain yang membaca akan dapat belajar dan menirunya sebagai upaya
pengembangan diri, sedangkan bagi penulisnya hal ini adalah bagian dari
pengembangan diri dan peningkatan profesionalismenya. Hanya saja kadang guru
tidak tahu bagaimana memulai menulis dan membagikan pengalamannya.
B. Best Practice dalam Dunia Pendidikan
Best practicedapat disetarakan dengan makalah tinjauan ilmiah. Makalah
jenis ini adalah makalah yang tidak harus berdasar pada penelitian. Dalam buku
4 (Kemdikbud, 2016) dijelaskan bahwa makalah tinjauan ilmiah adalah sebuah
tulisan yang berisi ide atau gagasan penulis dalam upaya mengatasi berbagai
masalah pendidikan formal dan pembelajaran yang ada di dalam satuan
pendidikannya (di sekolah/madrasahnya). Sementara itu, best practice diartikan sebagai pengalaman terbaik. Artinya,
tulisan best practice berisikan
pengalaman terbaik penulisnya dalam proses pembelajaran (Kemdikbud, 2016).
Dengan demikian, isi tulisan best
practice adalah gambaran pengalaman terbaik yang pernah dilakukan guru
dalam mengatasi masalah maupun dalam proses pembelajaran yang ia lakukan.
Pengalaman ini dapat berupa pengalaman dalam hal penerapan strategi
pembelajaran, pemakaian media belajar, pemilihan dan pengembangan bahan/ materi
ajar, ataupun cara mengevaluasi, dan lainnya.
Dalam
pembelajaran di sekolah, tentunya guru mengalami banyak masalah dan
berpengalaman dalam mengatasinya. Pengalaman guru ini dapat dideskripsikan
dalam bentuk best practice. Tulisan
ini dapat digunakan guru dalam penilaian angka kredit sebagai bentuk publikasi
ilmiah. Besaran angka kredit tinjauan ilmiah/best practice dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada
satuan pendidikan adalah 2. Syarat agar
tulisan ini diakui dan bernilai adalah kesertaan bukti yang berupa makalah asli
atau fotokopi dengan surat pernyataan tentang keaslian dari kepala
sekolah/madrasah dan cap sekolah/madrasah bersangkutan. Syarat lainnya adalah
adanya surat keterangan dari pengelola perpustakaan sekolah/madrasah yang
menyatakan bahwa arsip dari buku/jurnal/makalah tersebut telah disimpan di
perpustakaan sekolah/madrasahnya.
C. Penulisan Karya Ilmiah Berupa Best Practice
Menulis karya tulis best
practice bukanlah suatu hal yang sulit. Sistematika isi karya tulis yang
berupa best practice meliputi
beberapa hal. Ada tiga bagian utama dalam karya tulis best practice, yakni bagian awal, bagian isi, dan kesimpulan.
Bagian penunjang juga melengkapi ketiga bagian tersebut.
1) Bagian Awal, terdiri atas:
a) halaman judul,
b) lembaran
persetujuan,
c) kata
pengantar,
d) daftar isi,
daftar label, daftar gambar, dan lampiran, serta
e) abstraksi atau
ringkasan.
2) Bagian Isi, secara umum terdiri atas beberapa bab, yakni
sebagai berikut ini.
a) Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang
Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat.
b) Bab Kajian/Tinjauan Pustaka.
c) Bab Pembahasan Masalah yang didukung data berasal dari
satuan pendidikannya. Cara pemecahan masalah yang menguraikan langkah-langkah
atau cara-cara dalam memecahkan masalah, termasuk hambatan hambatan yang harus
diatasi yang dituangkan secara rinci.
(Hal yang sangat perlu disajikan, pada bab ini, adalah keaslian,
kejelasan ide/gagasan, dan kecemerlangan ide terkait dengan upaya pemecahan
masalah di sekolah/ madrasahnya. Uraian ini merupakan inti tulisan Best Practice.
3) Bab Kesimpulan
4) Bagian
Penunjang. Bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran data yang digunakan
dalam melakukan tinjauan atau gagasan ilmiah.
Kerangka isi Best
Practicesedikit berbeda dengan kerangka isi makalah yang berupa Tinjauan
Ilmiah di Bidang Pendidikan Formal dan Pembelajaran. Dalam tulisan
tinjauan ilmiah, sistematika isinya juga terdiri atas bagian awal, isi, simpulan, dan penunjang. Berikut kerangka isi makalah tinjauan ilmiah.
1) Bagian Awal,
terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
a) halaman judul,
b) lembaran
persetujuan,
c) kata pengantar,
d) daftar isi,
daftar label, daftar gambar, dan Lampiran, serta
e) abstraksi atau
ringkasan.
2) Bagian Isi.
Bagian ini pada umumnya terdiri atas beberapa bab, yakni:
a) Bab
Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan, dan Manfaat;
b) Bab
Kajian/Tinjauan Pustaka;
c) Bab
Pembahasan Masalah yang didukung data berasal dari satuan pendidikannya. Yang harus disajikan pada bab ini adalah
kejelasan ide atau gagasan asli penulis yang terkait dengan upaya pemecahan masalah
di satuan pendidikannya (di sekolah/madrasah-nya).
3) Bab
Kesimpulan
4) Bagian Penunjang, bagian ini memuat daftar pustaka dan
Lampiran data yang digunakan dalam melakukan tinjauan atau gagasan ilmiah.
Bentuk tulisan
best practice adalah feature. Tulisan feature lebih luwes daripada artikel/opini, lebih fokus dan
informatif daripada cerita, serta lebih deskriptif daripada berita/straight news. Namun, unsur informasinya
tetap lengkap layaknya berita. Jadi, harus tetap memenuhi 5W + 1H (What, Where, Why, Who, When dan
How). Untuk itu, sebuah tulisan Best Practice harus memenuhi beberapa
hal berikut ini (http://www.p2kp.org/bestpractice).
1. What
= Apa. Apa bentuk kegiatan Best Practice
tersebut. Apakah termasuk ke dalam kategori kegiatan lingkungan (fisik/infrastruktur),
sosial, ekonomi, kemitraan (channeling),
PAKET, Replikasi atau prestasi pelaku (relawan penggerak, insan pemda, atau
instansi terkait).
2. Where = di mana. Di mana tempat
kegiatan Best Practice berlangsung.
Dengan demikian, nama tempat harus dijelaskan secara detail. Jika perlu,
dilengkapi pula dengan karakteristik siswa yang bersangkutan. Akurasi data
sangat penting agar informasi diterima secara lengkap oleh khalayak, sehingga
memudahkan para peduli yang mungkin membaca tulisan ini.
3. Why = Mengapa. Ini juga penting
diketahui, agar khalayak mengerti faktor-faktor apa saja yang memotivasi hingga
kegiatan tersebut dilakukan dan berhasil hingga akhirnya masuk ke dalam
kategori Best Practice.
4. Who = Siapa. Siapa saja para pelaku yang
terlibat dalam kegiatan Best Practice. Profile guru penulis harus dituliskan secara
lengkap dan orang lain yang terkait perlu disebut dan diberi penjelasan juga.
5. When = Kapan. Kapan periode pelaksanaan
kegiatan. Ungkapkan pula mengenai proses dan periode proses tersebut, mulai
dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatannya. Yang lebih penting lagi, masih
berlanjutkah kegiatan tersebut? Atau
apakah dampak kegiatan tersebut masih dapat dirasakan?
6. How = Bagaimana. Ini berkaitan dengan
bagaimana cara guru me-maintain
(mengelola) setelah kegiatan selesai dilaksanakan, sehingga hasil kegiatan
tersebut terus lestari dan bertahan.
D. Penutup
Pengalaman
adalah guru yang paling berharga. Berbagi pengalaman terbaik dalam proses
mengajar oleh guru adalah sebuah hal baik yang dapat menjadi inspirasi bagi
orang lain yang membaca tulisannya. Penulisan best practice akan menjadi sebuah ajang berbagi pengalaman yang
sekaligus menunjang profesionalaismenya.
PANDUAN PENULISAN TEMPLATE
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM DAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM PENDIDIKAN
Kegiatan
Program
adalah berbagai kegiatan yang berhubungan langsung dengan profesi guru. Kegiatan tersebut memiliki
nilai berita dan relevan untuk dipublikasikan (beberapa kegiatan program
sebenarnya juga termasuk dalam kategori Praktik yang Baik).
Contoh
Kegiatan Program: Keberhasilan Pembelajaran, Temuan Alat Paraga atau Media pembelajaran,
Membimbing siswa, setrategi pembelajaran yang efektif, penanaman pendidikan
karakter yang berhasil dsb.
|
|
Praktik yang
Baik adalah
praktik yang memiliki dampak positif dalam kaitannya dengan peningkatan
akses, kualitas, relevansi dan efisiensi pendidikan sehingga menghasilkan
keluaran pendidikan yang baik. Praktik yang baik harus dapat diadopsi dengan
mudah, terjangkau biayanya, berkelanjutan dan biasanya merupakan sebuah inovasi untuk memecahkan suatu tantangan/masalah.
Praktik yang baik tersebut merupakan dampak dari tindakan guru, kepala sekolah, pengawas atau tenaga kependidikan lainnya.
|
|
Contoh
praktik yang baik di tingkat sekolah dan kabupaten:
|
|
Kelas
|
Inovasi pembelajaran di kelas, mulai dari
pra-sekolah hingga ke ruang kuliah dalam berbagai mata pelajaran, metode
pembelajaran yang efektif, penggunaan
alat peraga yang terjangkau, relevan dan yang membantu meningkatkan pemahaman
siswa/mahasiswa, jurnal refleksi, cara menangani anak yang dianggap
‘bermasalah’, dsb.
Contoh: Asyik Belajar Bangun Ruang, Eklplorasi
IPA dengan Satu Komputer, Membudayakan Membaca di Semua Kelas, Pengembangan
Kelas Berbasis Laboratorium di SMPN 1 Tellilempoe, dsb.
|
Sekolah/Madrasah
|
Inovasi terkait manajemen sekolah yang
transparan dan akuntabel, kepemimpinan, rencana kerja sekolah, anggaran dan
pelaporan (pengelolaan dana BOS), strategi pengembangan profesi (KKG, MGMP
dll), kerja sama antar sekolah, peningkatan akses dan mutu pendidikan,
pemeliharaan bangunan sekolah, komite sekolah, peran serta masyarakat,
penggalangan dana, kemitraan dengan dunia usaha, dll.
Contoh: Keberhasilan MBS di SDN Sedati Gede 2,
MGMP IPA Binjai Kembangkan PTK Berbasis Media, dll
|
Kabupaten/kota (Dinas Pendidikan, Kemenag Kabupaten)
|
Inovasi tentang tata kelola, koordinasi
kelembagaan, kepemimpinan, manajemen pendidikan/keuangan yang transparan dan
akuntabel, sistem pengendalian manajemen, efisiensi pengelolaan daya sumber,
koordinasi lintas sektor, monitoring, perundangan, dll.
Contoh: Penataan Distribusi Guru di Bangkalan,
Kebijakan Bupati Soppeng Mewajibkan Penerapan Pembelajaran Aktif di Sekolah,
Koordinasi Berbasis Online di Provinsi Jawa Timur, Integrasi Peningkatan Mutu
Profesionalisme Guru, dll
|
LPTK/LPMP/
Instansi mitra lainnya
|
Inovasi dalam perkuliahan untuk mahasiswa calon
guru, pelaksanaan PLPG dan PPG yang menerapkan inovasi pembelajran, Kemitraan
LPTK-Sekolah-Kabupaten/Kota dalam Mengembangkan Pendidikan Terpadu, dll.
Contoh: PPG Berbasis ICT, Inovasi Pembelajaran
dalam Perkuliahan PPL, Implementasi ICT dalam PPL di sekolah mitra LPTK, dsb.
|
CATATAN:
·
Mohon menuliskan pada template seperti
format di bawah untuk memudahkan membaca kegiatan program atau ide praktik yang
baik secara terstruktur. Lengkapi dengan foto yang menggambarkan kegiatan
program atatu praktik yang baik atau contoh hasil produknya. Untuk FOTO mohon
dikirim dalam format JPG/ sejenisnya dengan diberikan keterangan foto.
·
Kita juga dapat menulisnya dalam
bentuk narasi kegiatan program atau praktik yang baik yang telah dilaksanakan
baik di tingkat sekolah/LPTK/LPMP/dinas pendidikan/Mapenda/instansi mitra
lainnya dengan tidak melebihi 500 kata dan tidak kurang dari 350 kata. Bila
memiliki dokumentasi praktik yang baik dalam bentuk video, silahkan tuliskan
narasi praktik yang baik yang ada dalam cerita video tersebut.
PENGISIAN TEMPLET KEGIATAN PROGRAM DAN PRAKTIK
YANG BAIK (PB)
Nama
Kegiatan Program/
Judul Praktik yang Baik
(Lingkari
salah satu yang sesuai)
|
Sesuaikan dengan nama kegiatan yang
dilakukan (misal Workshop, Pendampingan, Koordinasi, Rapat, dsb) yang relevan
untuk dipublikasikan atau memiliki nilai berita.
Untuk penulisan judul praktik yang baik
dapat menggunakan beberapa
kata kunci yang menarik. Nama sekolah
dan/ daerah boleh juga dicantumkan.
|
Lokasi/
Alamat pelaksanaan kegiatan program dan praktik yang baik
|
Tuliskan alamat kegiatan atau tempat pelaksanaan praktik yang baik
seperti di sekolah atau kantor di mana
praktik yang baik ini dilaksanakan. Jika PB dilaksanakan di beberapa sekolah,
tuliskan semua nama sekolah/dinas pendidikan dan alamatnya.
|
Waktu
Pelaksanaan
|
Sesuaikan dengan waktu pelaksanaan kegiatan program atau praktik yang
baik.
|
Lingkup praktik yang baik
|
Pilih lingkup yang tepat: kabupaten/ kecamatan/gugus/ sekolah/ perguruan tinggi/ kelas (pilih
yang sesuai)
|
Masalah –
mengapa kegiatan atau praktik yang baik ini dianggap penting /latar
belakang. Praktik ini dilaksanakan
untuk mengatasi masalah apa?
|
Jelaskan
keadaan/kondisi sebelum Praktik yang Baik dilaksanakan, misalnya untuk
tingkat sekolah: apa masalah yang dihadapi
oleh kepala sekolah atau guru? Apakah itu mengenai motivasi
siswa yang kurang, atau tentang cara belajar hafalan tanpa pemahaman, atau
angka mengulang yang tinggi dsb.
Untuk tingkat kabupaten/kota, apakah ini mengenai pengelolaan keuangan yang
kurang transparan/akuntabel, atau pengelolaan sumber daya yang kurang
efisien, dsb.
|
Tujuan
kegiatan atau praktik yang baik
|
Tingkat
sekolah: apakah tujuan PB untuk meningkatkan motivasi belajar
anak? Atau meningkatkan pemahaman siswa melalui eksperimen yang dilakukan
sendiri oleh siswa? Atau tentang penggunaan sumber belajar di luar kelas? dsb. Tingkat
kabupaten: apakah tujuan PB untuk meningkatkan penggunaan atau pengelolaan
data yang baik?
Tujuan yang ditulis harus harus berkesesuaian dengan
masalah yang dipecahkan dan memiliki relevansi dengan PB yang dilakukan.
|
Penjelasan:
Strategi, proses kegiatan/langkah kegiatan/sumber atau materi yang dibutuhkan
|
Bagian ini penting dijelaskan prosesnya dari awal hingga hasil yang dicapai agar pembaca mendapatkan
gambaran tentang apa yang diceritakan dan dapat mengikutinya.
|
Hasil
kegiatan program atau dampak praktik yang baik.
Komentar
fasilitator/ partisipan/siswa/pelaku
|
Boleh hasil kualitatif atau kuantitatif. Perlu ditekankan hasil dan dampak kegiatan
atau PB yang berantai sehingga dapat menonjolkan dampak
positif. Contoh untuk tingkat sekolah, dengan dilakukannya eksperimen oleh
siswa dan penemuan hasil eksperimen oleh siswa sendiri, pemahaman siswa jadi
meningkat dan siswa dapat menjelaskannya dalam ujian sehingga nilai siswa
meningkat. Di samping itu, motivasi siswa juga meningkat karena mereka jadi
tertarik dengan pelajaran. Siswa jadi jarang bolos. dsb.
Tuliskan juga paparan yang menarik dari narasumber dan komentar
peserta (siswa/guru/kepala sekolah/pengawas/masyarakat/dsb). Gunakan bahasa yang jelas. Jika ada data,
sumber materi/ alat peraga yang digunakan, harus
dicantumkan di sini. Penjelasan harus
spesifik, tidak umum, karena ini menuliskan suatu pengalaman.
|
Pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan program atau praktik yang baik
|
Tuliskan pihak-pihak yang terlibat seperti nama narasumber/ jumlah
peserta/pendukung kegiatan atau partisipan yang terlibat.
|
Sumber dan
Jumlah Pendanaan.
|
Tuliskan sumber dan jumlah pendanaan. Misalnya bersumber dari funding
program, BOS, APBN, APBD, Mandiri (sekolah atau masyarakat).
|
Informasi
penulis (pelaku)– nama, alamat, nomor HP, alamat email.
|
Tuliskan nama pelaku yang sekaligus merangkap penulis kegiatan program atau praktik yang
baik lengkap dengan alamat sekolah/kantor dinas dan nomor yang dapat dihubungi. Atau tuliskan nama penulis dan pelaku jika orangnya
berbeda. Boleh tuliskan 2 nama dan nomor yang dapat dihubungi.
|
TEMPLET KEGIATAN
PROGRAM DAN PRAKTIK YANG BAIK
Nama
Kegiatan Program/ Judul Praktik
yang Baik
(Lingkari
salah satu yang sesuai)
|
|
Lokasi/
Alamat pelaksanaan kegiatan program dan praktik yang baik
|
|
Waktu
Pelaksanaan
|
|
Lingkup praktik yang baik
|
|
Masalah –
mengapa kegiatan atau praktik yang baik ini dianggap penting /latar
belakang. Praktik ini dilaksanakan
untuk mengatasi masalah apa?
|
|
Tujuan
kegiatan atau praktik yang baik
|
|
Penjelasan:
Strategi, proses kegiatan/langkah kegiatan/sumber atau materi yang dibutuhkan
|
|
Hasil
kegiatan program atau dampak praktik yang baik.
Komentar
fasilitator/ partisipan/siswa/pelaku
|
|
Pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan program atau praktik yang baik
|
|
Sumber dan
Jumlah Pendanaan.
|
|
Informasi
penulis (pelaku)– nama, alamat, nomor HP, alamat email.
|
Mohon
lampirkan foto versi JPG dan memberi keterangan foto tersebut (caption).
Daftar Pustaka
Depdikbud.
2016. “Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
Pembelajar.” Pembinaan dan Pengembangan
Profesi Guru BUKU 4. Jakarta: Kementria Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen
Guru dan Tendik.
Yamin,
Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta:
Gaung Persada Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar