TIGA LANGKAH TINGKATKAN MINAT SISWA DALAMMEMBACA - GURU SEJATI

Breaking

Blog untuk bertukar pengalaman dalam meningkatkan profesional pendidik.

BANNER 728X90

Selasa, 26 Juni 2012

TIGA LANGKAH TINGKATKAN MINAT SISWA DALAMMEMBACA


A.        LANGKAH 2
        Mengintegrasikan Program Membaca Kegiatan Pembelajaran 

        a.  Membaca Hening Berkesinambungan ( Sustained Silent Reading ) 
Guru menuliskan di flipchart bahwa Siswa harus mengambil sebuah buku atau bahan bacaan lain yang telah disediakan di meja dan membaca dengan hening selama 10 menit.
  •  Seluruh siswa juga akan melakukan hal yang sama.
  •  Guru dalam menggunakan tepukan tangan sebagai tanda berakhirnya 10 menit.
  • Guru menjelaskan bahwa kegiatan yang baru saja dilakukan adalah SSR (Sustained Silent Reading) – Membaca dengan Hening Berkesinambungan.
  • Guru akan menjelaskan bahwa SSR adalah salah satu teknik yang sering dipakai untuk menciptakan lingkungan membaca di dalam kelas. Di saat SSR, siswa dan guru akan menggunakan waktu untuk bersama-sama membaca secara teratur.
  • Guru menjelaskan bahwa berada dalam sebuah kelompok yang besar yang melakukan aktivitas yang sama – membaca, mampu meningkatkan motivasi untuk membaca.
  • Guru kemudian memberikan penjelasan tentang cara pelaksanaan SSR yang mencakupi hal-hal dibawah ini;
  • Pelaksanaan SSR akan dilakukan secara rutin.
  • SSR bisa dilakukan setiap hari, seminggu sekali ataupun beberapa hari dalam seminggu.
  • SSR dilakukan pada waktu yang sama disetiap pelaksanaannya, misalnya setelah waktu istirahat selama 10 menit.
  • Selama pelaksanaan SSR, guru atau pengajar harus ikut serta membaca.
  • Bahan bacaan harus dipersiapkan sebelum SSR.
  • Bahan bacaan tidak hanya berupa buku, namun juga bisa berupa koran, majalah, resep masakan, brosur, dll.
  • Gunakan penanda waktu untuk memulai dan mengakhiri. Ketika waktu telah berakhir, guru atau pengajar  bisa menambahkan, “Ayo lanjutkan beberapa menit lagi untuk sampai ke titik akhir yang tepat”.
  • Setelah SSR selesai, sediakan waktu 3 menit untuk meminta 1 siswa (dipilih secara acak/ dijadwalkan setiap SSR) untuk menceritakan isi buku yang telah mereka baca.
  • SSR bisa lakukan setiap hari, seminggu 3 x (Senin, Rabu, Jumat) atau seminggu 2 x (Selasa – Kamis)
Guru juga akan menambahkan beberapa tips pelaksanaan SSR dengan siswa/i yang masih kurang lancar membaca. yaitu:
  • Pembaca pemula (siswa kelas 1) atau siswa-siswa yang masih belum lancar membaca diperkenankan untuk membaca dengan berbisik (bersuara pelan) atau ‘membaca dengan kawan’ yang lebih mahir membaca.
  • Buddy Reading’ (Membaca Dengan Kawan) adalah kegiatan membaca 2 siswa yang memiliki kemampuan membaca yang berbeda. Siswa yang lancar membaca akan membimbing siswa yang masih kurang lancar membaca. Siswa yang kurang lancar membaca akan memilih bahan bacaan dan siswa yang lancar membaca akan memimpin kegiatan membaca. Mereka diperkenankan untuk membaca dengan pelan/ berbisik.
  • Membaca dengan kawan juga bisa dijadikan aktivitas lintas kelas. Yaitu siswa kelas 3/ kelas 2 akan mengunjungi kelas 1 untuk kegiatan membaca bersama.
  • Guru kemudian menjelaskan kepada para Siswa bahwa akan dilaksanakan SSR setiap hari selama pelatihan setelah makan siang selama 10 menit. Siswa diharuskan untuk datang tepat waktu ke tempat pelatihan dan siap dengan bahan bacaan di tangan. Bahan-bahan bacaan bisa diambil ditempat yang telah disediakan. Guru akan menggunakan tepukan tangan untuk menandakan dimulai/berakhirnya SSR. 
b. Piramida Pembelajaran
Langkah Kegiatan :
  • Guru meminta Siswa untuk menutup semua buku dan meletakkan alat tulis mereka.
  • Guru membacakan sebuah paragraph dan meminta Siswa untuk mendengarkan dengan cermat.
  • Guru membacakan paragraph dengan pengucapan yang baik namun cukup cepat. Tanpa pengulangan.
  • Guru memberikan 3 buah pertanyaan di flipchart dan meminta Siswa untuk menjawabnya di buku catatan masing-masing selama 3 menit.
  • Kegiatan harus dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang cukup sulit sehingga tidak cukup mudah bagi Siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat waktu.
  • Guru kemudian memberikan piramida pembelajaran dan meminta Siswa untuk bekerja dalam kelompok beranggotakan + 5 orang.
  • Setiap kelompok diminta untuk membahas dimanakah letak kegiatan yang baru saja dilakukan di dalam Piramida Pembelajaran.
  • Setiap kelompok akan melaporkan hasil diskusi mereka ke depan pleno.
c. Kegiatan Proyek kelompok
Langkah Kegiatan :
  • Guru akan meminta Siswa bekerja dalam grup beranggotakan + 5 orang.
  • Guru menginformasikan bahwa setiap kelompok akan melakukan sebuah aktivitas menggunakan bahan-bahan bacaan dengan menerapkan Bloom’s Taxonomy dalam pelaksanaannya.
  • Guru menjelaskan tugas bahwa Siswa diminta membuat sebuah diorama ‘ekosistem’. Siswa dapat memilih ekosistem yang mereka inginkan yaitu, ‘Ekosistem Pinggir Pantai’ menggunakan buku Di Lautan atau ‘Ekosistem di Pohon’ menggunakan buku Rumah Hewan.
  • Untuk memulai membuat diorama ekosistem, Siswa harus membaca buku yang disediakan.
  • Guru kemudian memberikan lembar kerangka perencanaan Bloom’s Taxonomy untuk menuntun Siswa membuat, menggali informasi dan menghasilkan sebuah ekosistem. Siswa akan menuliskan kegiatan dari setiap tingkatan berfikir pada lembar kerangka dan menerapkan kerangka tersebut untuk menghasilkan sebuah ekosistem.
  • Siswa akan menggunakan seluruh alat-alat yang disediakan untuk membuat diorama ekosistem.

Presentasi Proyek   
  • Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan diorama ekosistemnya, Guru akan memberikan waktu untuk setiap kelompok mempresentasikan diorama ekosistemnya.
Kesimpulan
  • Di akhir sesi, Guru memberikan kembali mengacu pada lembar Piramida Pembelajaran (Learning Cone) kepada masing-masing Siswa.
  • Guru menjelaskan bahwa melalui piramida pembelajaran kita dapat mengetahui seberapa banyak pengaruh keterlibatan terhadap kemampuan daya ingat. Siswa mencari hubungan dari Bloom’s Taxonomy, pembelajaran aktif dan kemampuan daya ingat.
  • Guru akan mengajak Siswa untuk merefleksikan setiap kegiatan tertulis pada piramida pembelajaran terhadap apa yang telah telah mereka lakukan.
  • Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada piramida pembelajaran,
o   “Apakah anda membaca?”
o   “Apakah anda mendengarkan?”
o   “Apakah anda menyaksikan gambar-gambar?”
o   “Apakah anda berbicara di muka umum?
o   “Dalam Learning Cone ini, Dimanakah kita berada?”

d.  Permainan Tas Ajaib ( Grab Bag )
Langkah Kegiatan
  • Guru menyiapkan Grab Bag sebanyak jumlah kelompok yang ada sebelum kegiatan akan dilakukan.
  • Guru merahasiakan judul buku. Buku yang dipakai sebaiknya adalah buku yang belum pernah dibaca oleh para Siswa.
  • Guru kemudian memberikan 1 Grab Bag kepada setiap kelompok.
  • Guru meminta setiap kelompok untuk mengeluarkan isi Grab Bag dan meletakkannya di atas meja aga bisa dilihat bersama.
  • Guru meminta setiap anggota kelompok untuk bekerja sama memprediksi jalan cerita dan menebak judulnya dengan melihat benda-benda dalam Grab Bag dalam waktu 20 menit.
  • Siswa diminta menuliskan prediksinya di buku catatan atau di selembar kertas. 
  • Guru kemudian meminta seorang perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju kedepan membacakan prediksinya dan tebakan judul.
  • Setelah semua kelompok membacakan prediksi cerita dan judul tebakannya, Guru memperlihatkan buku yang sebenarnya. Dan membacakan cerita dalam buku itu kepada semua Siswa.
  • Guru memberikan pekerjaan rumah kepada pada Siswa untuk membuat Grab Bag dari buku-buku yang ada. Grab Bag yang dibuat akan keesokan harinya ditukar dengan kelompok lain untuk ditebak jalan ceritanya.
  • Siswa akan kembali mengisi catatan peminjaman buku untuk membawa buku-buku itu pulang. 
e.  Bercerita
1.       Membacakan Cerita
        Langkah Kegiatan
  • Siswa dikumpulkan untuk duduk di karpet atau dikursi dengan jarak yang berdekatan sehingga semua Siswa dapat memperhatikan dengan baik buku yang sedang dibacakan.
  • Guru memilih buku yang akan dibacakan.
  • Guru kemudian membacakan cerita ‘Jangan Bilang Siapa-siapa’ atau judul lain sesuai pilihan.
  • Guru kemudian menjelaskan tujuan dari membacakan cerita ini.
  • Guru kemudian menjelaskan cara membacakan cerita kepada para Siswa.
    • Tempatkan diri anda nyaman, baik duduk atau berdiri.
    • Pandang sekeliling anda, tersenyum dan tatap dengan ramah.
    • Tunjukkan buku kepada para penyimak. Katakan pada penyimak (penonton) bahwa ini adalah buku yang akan dibacakan. Pembaca cerita bisa juga memberikan Book Talk.
    • Baca judul buku dengan jelas. Sebutkan pengarang dan ilustrator tersebut.
    • Bahas pula tentang gambar-gambar yang terlihat di sampul buku. Berikan kesempatan kepada penyimak untuk membicarakan tentang sampul buku. Ajukan pertanyaan pemancing yang berhubungan dengan judul.
      • “Menurut kalian, apakah yang terjadi dalam cerita ini?
      • “Mengapa tokoh dibuku terlihat sedih?” 
o   Hubungkan gambar yang terlihat dengan memprediksikan apa yang kira-kira terjadi di dalam cerita.
o   Buka halaman buku perlahan. Sebisa mungkin berhenti sejenak di setiap halaman-halaman pembuka untuk membahas gambar yang ada sebelum menuju ke inti cerita.
o   Buka setiap halaman dengan perlahan. Hal ini secara langsung akan memberikan contoh kepada para penyimak tentang cara yang baik menggunakan buku.
o   Tekankan dengan baik keadaan atau latar belakang (waktu, cuaca, tempat) dari is cerita.
o   Baca cerita dengan intonasi, memberikan ekspresi wajah yang sesuai dengan karakter tokoh atau dengan situasi yang ada, misalnya udara dingin, panas, malu, marah, dll.
o   Bicara pelan dengan suara tegas dan jelas. Kecepatan suara, tinggi rendah intonasi dapat diubah-ubah sesuai dengan isi cerita.
o Gunakan gerakan tangan dan badan untuk menjelaskan bentuk objek (lingkarang, kotak), pemandangan (gunung, lembah, sungai), gerakan (berjalan, meloncat) atau perasaan yang ada di cerita (sedih, gembira) untuk membuat cerita semakin hidup.
o    Gunakan juga suara-suara untuk menjelaskan keadaan, misal; petir, angin, hujan, ledakan. Pembaca cerita juga bisa meminta penyimak untuk membantu memberikan suara-suara.
o   Berhenti sejenak diantara beberapa kalimat untuk menciptakan suasana tegang, dramatis, atau ketenangan.
o       Usahakan untuk tetap menjaga pandangan mata kepada para penyimak.
o   Ajak penyimak untuk berinteraksi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan (menurut kalian, mengapa si raksasa melempar-lempar barangnya?, dll). Petanyaan-pertanyaan ini juga akan membantu penyimak memiliki pemahaman yang lebih terhadap cerita yang dibacakan.
2.        
        Membuat Cerita
        Langkah Kegiatan
  • Guru membagi Siswa kedalam kelompok beranggotakan + 5 orang.
  • Guru mengajak Siswa untuk mengingat cerita yang telah dibacakan.
  • Pilihan 1: Guru meminta tiap kelompok membuat ringkasan cerita tersebut selama 10 menit. Atau,
  • Pilihan 2: Guru meminta salah seorang untuk menceritakan kembali cerita dengan bahasa sendiri, kemudian Guru memberikan masing-masing kelompok handout cerita yang telah diketik.
  • Berikan tiap kelompok waktu 10 menit.
  • Guru memberitahukan bahwa kegiatan selanjutnya adalah membuat cerita.
  • Menggunakan ringkasan cerita atau handout yang telah diketik, Guru memperkenalkan salah satu cara untuk membuat cerita baru berdasarkan kisah tersebut dengan mengganti ‘Subyek dan Obyek’ atau ganti ‘Predikat’.
  • Menggunakan ringkasan cerita, Guru meminta setiap kelompok untuk menandai setiap subyek dan obyek dalam cerita kemudian menggantinya dengan kata-kata baru, atau menandai predikat dalam cerita kemudian menggantinya dengan kata-kata baru.
  • Setiap kelompok bekerja sama mencari kata-kata sebaik mungkin agar jalan ceritanya menjadi masuk akal.
  • Setelah selesai, setiap kelompok akan menyalin cerita tersebut ke dalam kertas A4 dan membuatnya kedalam bentuk buku.
  • Anggota kelompok kemudian menyalin cerita, menggambar dan menghias buku mereka agar menjadi buku cerita baru.
  • Setiap kelompok kemudian diberikan kesempatan untuk mempresentasikan/ membacakan buku yang telah mereka buat menggunakan tips-tips membacakan cerita yang telah diberikan di sesi sebelumnya.
  • Setiap kelompok mengirimkan perwakilannya untuk membacakan cerita kelompoknya masing-masing.
  • Guru menyimpulkan bahwa kegiatan ini dapat dipakai oleh pengajar untuk mengajarkan cara penggunaan struktur kalimat (Subyek, Predikat dan Obyek) kepada murid-muridnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris. 
3.       Piramida Cerita:
Langkah Kegiatan                            
  • Dari cerita yang telah masing-masing dibuat oleh kelompok, Guru kemudian memperlihatkan Piramida Cerita dari kisah yang telah dibacakan sebelumnya.
  • Guru menjelaskan bahwa setiap cerita tentu saja memiliki bagian permulaan, pertengahan dan akhiran.
  • Guru menerangkan bahwa tujuan dari membuat Piramida Cerita adalah untuk mengindentifikasi 3 bagian dari sebuah cerita, yaitu permulaan, pertengahan dan akhir cerita.
  • Guru akan meminta setiap kelompok untuk menganalisa cerita yang telah dibuat masing-masing dan menentukan permulaan, pertengahan dan akhir dari cerita tersebut.
  • Kemudian setiap kelompok diminta membuat piramida cerita.
  • Guru akan memberikan handout dari Piramida Cerita.
  • Setelah selesai, masing-masing kelompok bisa memajang cerita atau mempresentasikannya kepada kelompok lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar