MENERAPKAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN - GURU SEJATI

Breaking

Blog untuk bertukar pengalaman dalam meningkatkan profesional pendidik.

BANNER 728X90

Sabtu, 23 Juni 2012

MENERAPKAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN


P A K E M

1.    Bagaimanakah cara terbaik anak belajar?
Anak-anak dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan orang-orang, benda, tempat serta kejadian di sekitar mereka. Mereka belajar dari tangan pertama dan pengalaman nyata (menulis artikel suratkabar, menanam bunga, mengukur benda-benda dsb) maupun juga dari bentuk-bentuk pengalaman yang sensasional (misalkan membaca buku, melihat lukisan, menonton TV atau mendengarkan radio). Keterlibatan yang aktif dengan obyek-obyek ataupun ide-ide dapat mendukung aktivitas mental yang membantu siswa menyimpan pembelajaran yang baru dan mengintegrasikannya dengan apa yang sudah mereka ketahui.1 

Anak-anak juga dapat belajar dengan baik bila mereka mengembangkan apa yang telah mereka ketahui dan bila mereka dapat menggunakan cara yang nyaman bagi mereka pada saat  berhubungan dengan informasi. Dengan kata lain, mereka belajar dengan baik bila mereka dapat mengembangkan pengetahuan mereka sendiri berdasarkan atas pengalaman sebelumnya atau yang sudah mereka ketahui dan juga bila metode pengajaran  sesuai dengan gaya belajar yang mereka senangi.

2.    Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran yang Efektif?
Pengajaran efektif bersifat aktif dan kontekstual, serta melibatkan pembelajaran kooperatif dan mengakomodasi perbedaan jender dan gaya belajar yang berbeda pada anak-anak. Kesemuanya ini merupakan usaha untuk memaksimalkan kemampuan pembelajar  agar dapat benar-benar memahami serta mampu memanfaatkan informasi yang baru.
Pengajaran untuk pembelajaran aktif menaikkan tingkat pembelajaran dari kemampuan berpikir tingkat rendah (low order thinking skills) seperti mengamati, mengingat dan menggali kembali ingatan, serta pengetahuan akan ide-ide utama – mengenai apa, dimana dan kapan ke tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi (high order thinking skills) seperti memecahkan masalah, analisa, sintesa, evaluasi – mengenai bagaimana dan mengapa.

Dalam DBE2, kita yakin bahwa untuk mencapai tingkat tertinggi dalam pembelajaran siswa, seorang guru harus:
  • Membuat rencana  secara hati-hati dengan memperhatikan detil berdasarkan atas sejumlah tujuan yang jelas yang dapat dicapai.
  • Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara aktif dan mengaplikasikan pembelajaran mereka dengan beragam variasi sesuai dengan konteks kehidupan nyata siswa
  • Secara aktif mengelola lingkungan belajar agar tercipta tempat yang nyaman, tidak bersifat mengancam, berfokus pada pembelajaran serta dapat membangkitkan ide yang pada gilirannya dapat memaksimalkan waktu, tingkah laku dan sumber-sumber yang menjamin pembelajaran efektif, serta
  • Menilai siswa dengan cara-cara yang dapat menunjukkan pencapaian ketrampilan dan pengetahuan dan mengulang bagaimana mereka akan menggunakan apa yang telah mereka pelajari di kehidupan nyata (penilaian otentik)

Perencanaan
Perancanaan yang cermat dan sungguh-sungguh melibatkan pemahaman akan tingkat kebisaan yang dimiliki siswa pada saat ini, menyangkut tingkat mana mereka perlu capai, dan strategi serta langkah untuk mencapai tingkat tersebut.

Perencanaan dimulai dengan menggunakan informasi diagnostik untuk memperkirakan kemampuan siswa, kemudian menggunakan standar untuk menentukan pelajaran dan tujuan unit, secara kreatif menciptakan pelajaran dan unit yang aktif agar dapat mencapai semua siswa, mengembangkan perangkat pembelajaran yang efektif dan mengintegrasikan topik yang relevan antar kurikulum dengan usaha dari sekolah serta merencanakan penilaian. 

Pembelajaran
Pembelajaran aktif adalah pada saat anak-anak aktif, terlibat, dan peserta yang peduli dengan pendidikan mereka sendiri, Siswa harus didorong untuk berpikir, menganalisa, membentuk opini, praktek dan mengaplikasikan pembelajaran mereka dan bukan hanya sekedar menjadi pendengar pasif atas apa yang disampaikan guru.
Pembelajaran aktif dapat melibatkan pembelajaran bersama ataupun membentuk grup belajar untuk mendorong pembelajaran antar siswa, selain itu pembelajaran aktif dapat juga dilakukan dengan basis individu ataupun grup besar. 

Pembelajaran Kontekstual memperkaya pembelajaran aktif dengan cara membantu siswa menghubungkan apa yang mereka pelajari di sekolah dengan apa yang mereka lakukan atau akan lakukan di kehidupan nyata.

Memberikan perhatian kepada gaya belajar yang bervariasi ataupun multiple intelligences serta juga pada perbedaan jender dalam pembelajaran akan membantu siswa dalam usaha mereka memahami materi pelajaran.

Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dapat dilihat sebagai gabungan antara praktek dan prosedur yang digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bersifat mengembangkan kemampuan serta memaksimalkan waktu belajar. Pengelolaan kelas merupakan segala sesuatu yang dilakukan guru untuk mengatur siswa, ruang, waktu dan materi sehingga pembelajaran siswa dapat berlangsung.1

Yang dapat termasuk dalam praktek dan prosedur adalah aturan perilaku, strategi pengelolaan waktu, prosedur untuk mengatur dan mengorganisir grup secara efektif, prosedur untuk membagi dan mengumpulkan materi secara efisien, serta untuk mengatur meja dan kursi, pusat belajar dan perabotan lain yang digunakan untuk belajar.

Penilaian
Sistem penilaian yang efektif dan edukatif adalah sistem yang dirancang untuk meningkatkan, bukan hanya mengaudit, prestasi siswa2  dan juga sebisa mungkin memungkinkan siswa untuk menunjukkan pembelajaran mereka dengan cara-cara yang merefleksikan konteks yang suatu saat nanti akan mereka temui di kehidupan nyata mereka (penilaian otentik).

Sistem penilaian yang efektif juga memberikan siswa kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan mereka dengan cara-cara yang mereka anggap nyaman-cara yang sesuai dengan gaya belajar yang mereka sukai-akan tetapi juga mendorong siswa untuk mengembangkan ketrampilan serta menumbuhkan kepercayaan diri untuk mencoba penilaian dengan menggunakan cara mereka anggap kurang nyaman.

Penilaian bersifat diagnostik dan selain menentukan tingkat prestasi yang dicapai siswa, penilaian juga memberikan masukan atas keefektifan aktivitas pedagogis yang dirancang. Evaluasi seperti demikian akan mengarah kepada penyesuaian strategi yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dan juga dapat menunjukkan ketrampilan ataupun pemahaman yang mungkin perlu diulang kembali agar siswa mendapatkan prestasi yang lebih maksimal. Penilaiaan tidak saja menambah pemahaman guru akan siswa akan tetapi juga mengarahkan guru dalam evaluasi program dan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar