Prinsip
Pembelajaran Orang Dewasa
Semakin banyaknya orang
dewasa matang dalam menentukan langkah karir dan kembali masuk lingkungan
pendidikan, pendidik harus memiliki pemahaman yang baik tentang siapa mereka
dan apa yang ingin mereka capai.
Untuk membantu kita lebih
bersiap-siap untuk pelajar yang spesial ini, mari kita lihat bagaimana
pelajar-pelajar ini dibanding pelajar muda.
Model Menjadi Fasilitator yang Baik yang diterbitkan oleh DBE – 2
Propinsi Jawa Tengah menjelaskan tentang perbedaan gaya belajar anatar pelajar
muda dengan pelajar dewasa sebagai berikut :
1.
Pelajar muda
cenderung tergantung pada orang lain untuk dukungan material dan psikologis
serta manajemen hidup. Dengan kata lain, mereka diarahkan oleh orang lain,
sedangkan pelajar dewasa mengarahkan diri sendiri. Pelajar dewasa
menggantungkan diri sendiri untuk mengelola hidup mereka..
2.
Anak-anak
umumnya belajar apa yang disuruh untuk dipelajari dan menganggap itu penting
karena orang dewasa telah mengatakan seperti itu. Namun, orang dewasa belajar
paling baik ketika mereka melihat potensi hasil yang bernilai bagi mereka
pribadi.
3.
Pelajar muda
belum banyak berpengalaman dalam hidup, tapi mereka belajar dengan cepat. Di
sisi lain, pelajar dewasa telah berpengalaman dan cenderung belajar lebih
lambat, walaupun mereka belajar baik. Karena pengalaman terbatas pelajar muda,
mereka cenderung terbuka akan ide-ide baru dan akan langsung saja menerima.
Namun, orang dewasa mempunyai opini sendiri dan mungkin menolak informasi baru
jika tidak “sesuai” dengan pengalaman hidup mereka.
4.
Remaja
belajar karena mereka diberitahukan akan bermanfaat bagi masa depan mereka,
tapi orang dewasa umumnya berharap pembelajaran langsung bisa diterapkan dalam
kehidupan mereka.
5.
Motivasi
eksternal, seperti nilai bagus dan pujian dari orangtua dan guru, mempengaruhi
pelajar muda sedangkan orang dewasa lebih termotivasi secara mendalam atau
instrinsik. Merasa berprestasi, merasa diri bangga dan penghargaan diri lebih
penting untuk pelajar dewasa.
Dalam modul tersebut juga
diidentifikasi perbedaan-perbedaan tersebut, juga relevan melihat faktor –
faktor spesifik untuk diterapkan pada pelajar dewasa dan bagaimana pendidik
dapat membantu mengakomodasi kebutuhan mereka di kelas.
1. Motivasi
Pada umumnya pembelajaran orang dewasa itu sukarela bukan
paksaan; suatu pilihan Maka beralasan jika orang dewasa lebih termotivasi untuk
belajar. Sebagai pendidik, daripada
memfokuskan pada motivasi pelajar, kita mungkin ingin mempertimbangkan untuk meluangkan
lebih banyak waktu untuk memfasilitasi belajar dengan cara yang efisien dan
menarik, karena pelajar dewasa telah termotivasi untuk memperolehnya.
2. Kontrol
Orang dewasa memiliki keinginan dalam diri untuk
memperoleh kemahiran atau kontrol atas hidup mereka sendiri. Mereka perlu
mengarahkan diri sendiri dan mengemban tanggung jawab untuk diri sendiri.
Mereka cenderung sangat merasa tersinggung jika tidak dapat membuat pilihan.
Mereka ingin mengemban peran aktif, daripada peran pasif dalam pendidikan
mereka. Sebagai pendidik, kita harus
mencari cara untuk melibatkan mereka dalam perencanaan pengalaman pendidikan
mereka. Kita perlu memberikan pilihan pada mereka dalam tugas-tugas dan
projek-projek yang akan menawarkan beragam cara untuk menunjukkan bahwa
pembelajaran telah berhasil.
3. Pengalaman
Pelajar dewasa telah mengalami berbagai jenis training,
dari mulai di rumah kemudian, di sekolah dan mungkin kemudian di berbagai
pekerjaan sebelum memilih karir pendidikan. Beberapa pengalaman itu ada yang positif
dan tidak. Sadar atau tidak, pelajar dewasa cenderung menghubungkan
pembelajaran baru mereka kepada apa yang telah mereka ketahui, apakah melalui
pendidikan atau pengalaman hidup. Mereka mengevaluasi ide-ide baru karena
mereka menghubungkan pada pengalaman di masa lalunya. Sebagai pendidik, kita perlu
mengetahui pelajar kita dan pengalaman apa yang mereka bawa ke kelas. Kita
perlu menggunakan penghubung konsep yang valid ketika mengenalkan materi baru
setiap harinya.
4. Keragaman
Pelajar dewasa sangat beragam dari satu sama lain dalam
hal pengalaman dan usia. Keragaman yang mereka bawa ke kelas dapat sangat
memperbaiki lingkungan belajar. Dengan menggunakan upaya kolaboratif dan
diskusi kelompok atau projek, pelajar dewasa dapat mengambil manfaatnya dari
pengalaman bersama. Dialog interaktif memfasilitasi solusi dan pilihan yang
meningkat bagi refleksi pribadi yang sederhana. Sebagai pendidik, kita harus memberikan lebih banyak waktu agar
pelajar dewasa membangun jejaring antar mereka untuk berbagi perspektif dan
pengalaman. Selain itu, kita perlu mempersiapkan presentasi kita untuk memenuhi
kebutuhan tiap gaya belajar di kelas.
5. Usia
Kecepatan belajar cenderung berkurang dengan usia, tapi
kedalaman belajar meningkat. Ketika makin lama bagi kita untuk belajar sejalan
dengan semakin tuanya kita, tapi kita memahami apa yang kita pelajari lebih
mendalam dan pada level yang lebih relevan. Faktor fisik lainnya harus
dipertimbangkan juga. Pelajar dewasa mungkin mengalami hambatan belajar,
seperti gangguan penglihatan atau pendengaran. Sebagai pendidik, kita dapat berkompensasi dengan memperhatikan
lingkungan belajar fisik dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
6.
Tujuan
Orang dewasa mengikuti pendidikan karir dengan tujuan
spesifik. Mereka ingin dapat mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari
secepat mungkin. Mereka ingin informasi diberikan dengan cara terorganisir
dengan baik dengan semua elemen kunci yang didefinisikan secara jelas. Sebagai pendidik, kita perlu memberikan
lebih dari sekedar teori. Mereka ingin informasi yang dapat dipahami dan
langsung dipraktekkan. Kita perlu mengklasifikasi dan menjelaskan maksud dan
tujuan dari sejak awal pendidikan mereka.
7.
Relevansi
Orang dewasa harus dapat mengidentifikasi alasan untuk
belajar sesuatu. Harus teraplikasi ke kehidupan pribadi atau profesional jika
memang berharga. Sebagai pendidik,
dalam menjelaskan tujuan program, kita harus pastikan bahwa teori dan konsep
relevan dengan kebutuhan pelajar. Kita juga harus biarkan orang dewasa memilih
projek dan kegiatan yang mencerminkan minat mereka.
8.
Kebiasaan
Pelajar dewasa mungkin datang ke kelas dengan pola
prilaku yang berlawanan dengan apa yang akan dipresentasikan. Mereka mungkin
tidak begitu fleksibel atau lebih sulit meyakinkan mereka dibanding pelajar
muda. Mereka bahkan merasa terancam ketika dikatakan prilaku tersebut harus
diubah. Pendapat mereka tentang mata pelajaran tidak selalu produktif
atau tepat, tapi seharusnya bisa diakui penting. Sebagai pendidik, kita
harus memanfaatkan pengalaman dan prilaku pelajar terdahulu, dan jika mungkin,
gunakanlah untuk memperbaiki prosedur atau teknik. Kita perlu menginformasikan
pelajar dewasa bahwa ide-ide dan opini-opini mereka berharga dan
dipertimbangkan.
9.
Perubahan
Ketika sebagian pelajar dewasa termotivasi dengan perubahan,
yang lain cenderung menolaknya. Belajar biasanya melibatkan perubahan dalam
sikap, tindakan dan prilaku dan itu bisa menyebabkan beberapa pelajar menjadi
orang yang diduga memerlukan perubahan itu. Sebagai pendidik, kita
perlu menjelaskan “mengapa” serta “bagaimana”. Kita perlu mengetahui perubahan
kecil yang bertahap akan diterima daripada perubahan global sekaligus. Ini
membuat pelajar dapat melihat bahwa perubahan itu bermanfaat, tapi tidak
merugikan dan mereka menjadi lebih mau menerima perubahan di masa datang.
10.
Hargai
Semua peserta didik berhak dihargai; pelajar dewasa
mengharapkan dan menuntutnya. Sebagai
pendidik, kita harus belajar untuk memperlakukan pelajar dewasa dengan
setara dan memperkenankan mereka untuk menyuarakan pemikiran dan ide mereka
dengan bebas di kelas. Kita harus mengetahui itu, walaupun mereka peserta
didik, mereka juga rekan kita, bukan bawahan kita. Sikap lama guru yang “ini
caraku, atau caraku terbaik” tidak lagi berhasil dan tidak dapat diterapkan di
kelas, khususnya kepada orang dewasa.
11. Praktis
Orang dewasa itu praktis mereka akan memfokuskan pada
aspek-aspek training yang paling berguna bagi mereka dalam pekerjaan mereka.
Mereka mungkin tidak tertarik dengan pengetahuan itu sendiri. Sebagai pendidik, kita harus pastikan
pelatihannya praktis dan berkaitan dengan pekerjaan peserta dan berguna secara
langsung.
Pendidikan orang dewasa sangat substansial dan membawa
potensi besar untuk berhasil. Namun, sukses tersebut memerlukan tanggung
jawab yang lebih besar dari pendididik. Kita perlu menyadari sikap,
pengalaman, kebiasaan, opini dan budaya pelajar. Kita perlu mengerti perspektif
dan dapat membantu mereka menemukan betapa berguna perubahan prilaku dan
tindakan itu bagi mereka. Kita perlu melibatkan mereka dalam proses belajar dan
membantu mereka meraih ekspektasi mereka yang dijabarkan dengan tepat. Jika
kita dapat menunjukkan kepada mereka bagaimana program kita bermanfaat bagi
mereka secara praktis, mereka akan berkinerja lebih baik dan manfaatnya akan
berlangsung lebih lama.
Dari uraian di atas penulis menyadari bahwa modul untuk
belajar orang dewasa harus dibuat lebih praktis, aplikatif dan memenuhi apa
yang dibutuhkan oleh orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar